Ahlan Wa Sahlan , , , , , , ,

بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم ..

لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن عمره فيما أفناه وعن علمه فيما فعل به و عن ماله من أين اكتسبه وعن جسمه فيما أبلاه

”Tidak bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, hingga ditanya tentang empat perkara, tentang umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya bagaimana dia amalkan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan dan tentang tubuhnya bagaimana dia memanfaatkanya.”

(HR. at-Tirmidzi)

Abdullah Ibnu Mas’udz bahwasanya dia berkata “Tidaklah aku menyesali sesuatu seperti penyesalanku atas suatu hari yg berlalu dgn terbenamnya matahari semakin berkurang umurku tetapi tidak bertambah amalanku.

Selasa, 17 Juli 2012

❤ Haruskah Setiap Rasa Diberikan Nama ❤


Cintakah namanya, bila jarak selalu saja merampas tubuhmu dari dekapanku? Bisakah kau kusebut sebagai kekasih, saat sekat ruang di antara kita begitu tebalnya, sehingga jiwamu hanya bisa kusentuh dengan email, sms, dan chat fb ?

Rindukah namanya, bila wajah yang kusimpan rapi di ruang hati hanya rekaman ingatanku pada hasil tangkapan web cam, kamera digita
l, atau scanning, sentuhan-sentuhan dingin teknologi?

Kita bahkan tak pernah sempat beradu pandang, apatah lagi berjabat tangan. Tempat kita berdiri, selalu saja terlalu berjauhan…


Atau ketika kini, setelah tahun-tahun berlalu, dan aku pun tak tahu di belahan bumi yang mana kau persisnya berada, sudahkah kita bisa disebut pengkhianat janji?


Tapi sudahlah. Seperti dulu kau kusayangi dengan cara yang berada di luar logika, hingga malam ini pun kau selalu kukenang dengan rasa yang tak bisa kuberi nama…

Izinkan ingatan tentangmu kubawa-bawa ke mana pun aku pergi. Biarkan aku mengenangmu dengan sekulum senyum, walau kini aku berbagi tangis dan tawa dengan orang yang berbeda.

Rabb,, Izinkan Aku Jatuh Cinta

Ya Robbi
Ada pinta dalam bait kata
Ada senandung jiwa dalam syair hati
Ada kerelaan dalam melangitnya asa cinta

Kala cahaya Cinta berpendar di Taman Hati
Rabb
"Ku ingin dialah sang Belahan Jiwa tuk penyempurna agama"

Kala Hati mulai merindu dalam mengharap RidhoMu
Rabb
Izinkan aku membisikkan kata
"Aku sungguh Jatuh Cinta padanya"

Kala senyum bahagia kami merekah
Rabb
Kuharap pinta
"Tumpahkan barakahMu atas kami"

Kala ku sentuh jemarinya nan lembut
Rabb
"Semoga kan menjadi taburan pahala"

Kala bahtera kehidupan terlayari
Rabb
"Jadikan kami pasangan Cinta di Dunia dan Akhirat"

Kala bunga cinta kami bersemi mekar
Rabb
Semoga mereka kan jadi pelita
Semoga mereka kan jadi lentera
Semoga mereka kan jadi senyuman bangga
Abi dan umminya di Yaumul Hisab kelak

Rabb
Izinkan aku Jatuh Cinta
Hanya untuk seseorang
Yang tlah teridha dan terizin oleh Mu

Aamiin Aamiin ya Robbal Alaamiin

Rabu, 11 Juli 2012

♥ KUAKUI BAHWA AKU MENCINTAINYA ♥


Ya, aku memang mencintainya. Aku mencintainya mengalahkan cinta seseorang kepada kekasihnya. Bahkan manakah cinta orang-orang yang jatuh cinta dibanding cintaku ini?!

Ya, aku mencintainya. Bahkan demi Allah, aku merindukannya. Aku merasakan sentuhannya yang lembut, menyentuh relung hatiku. Aku tidak mendengarnya melainkan rinduku seakan terbang ke langit, lalu hatiku menari-nari dan jiwaku menjadi tentram.

Aku mecintaimu duhai perkataan yang baik

Aku mencintaimu duhai perkataan yang lembut

Aku mencintaimu duhai perkataan yang santun.

Alangkah indahnya ketika seorang anak mencium tangan ibunya seraya berkata, “Semoga Allah menjagamu ibu”.

Alangkah eloknya ketika seorang ayah senantiasa mendo’akan anaknya, “Ya Allah ridhoilah mereka, dan bahagiakan mereka di dunia dan akhirat”.

Alangkah bagusnya ketika seorang istri menyambut kedatangan suaminya dengan senyuman seraya berkata, “Semoga Allah tidak menjauhkan kami darimu, rumah ini serasa gelap tanpa dirimu”.

Alangkah baiknya ketika istri melepaskan kepergian suami bekerja di pagi hari, ia berkata, “Jangan beri kami makan dari yang haram, kami tidak sanggup memakannya”.

Kalimat dan ungkapan yang indah, bukankah begitu? Bukankah kita berharap kalimat dan ungkapan seperti ini dikatakan kepada kita? Bukankah setiap kita berangan-angan mengatakan kalimat-kalimat seperti ini kepada orang-orang yang dicintainya? Akan tetapi kenapa kita tidak atau jarang mendengarnya?

Penyebabnyanya adalah kebiasaan. Barangsiapa yang membiasakan lisannya mengucapkan kata-kata yang lembut berat baginya untuk meninggalkannya, begitu pula sebaliknya.

Orang yang terbiasa memanggil istrinya dengan kata “kekasihku” sulit baginya memanggil istrinya seperti sebagian orang memanggil istrinya, ‘Hei ..hai ..”. atau “Kau ..” dan lain sebagainya.

Barangsiapa yang terbiasa memulai ucapannya kepada anaknya, “Ananda, Anakku, Putriku” tidak seperti sebagian lain yang mengatakan, “Bongak .. jahat .. setan!” maka ia berat mengucapkan selain itu.

Kenapa kita tidak bisa mengucapkan satu ungkapan cinta saja kepada anak-anak kita, ibu kita, dan keluarga kita? Jika adapun kalimat tersebut keluar dengan malu-malu.

Kenapa lisanmu terkunci di dekat istrimu atau dihadapan ayah dan ibumu, sedangkan dihadapan temanmu, kata-katamu begitu mesra?!

Biasakanlah – misalnya- mengucapkan kepada ibumu, “Ibu, do’akan kami. Apakah ibu ingin titip sesuatu agar ananda beli sebelum ananda berangkat?”

Biasakanlah mengucapkan kepada anakmu kata-kata (sayangku, anakku) dan apabila ia mengambilkan sesuatu untukmu seperti segelas air katakan kepadanya Jazakallah atau ungkapan terima kasih.

Jika putra atau putrimu meminta sesuatu darimu dan engkau sanggup memberikannya serta itu baik untuknya katakanlah kepada mereka dengan tulus, “Dengan sepenuh hati, ayah akan bawakan untukmu”.

Cobalah kata-kata dan kalimat yang lembut dan senyuman yang manis, lalu lihatlah hasilnya!

Lihatlah bagaimana Nabi kita shollallahu ‘alaihi wa sallama berbicara kepada anak istrinya.

Perhatikanlah kelembutan hatinya, serta keindahan tutur katanya.

Beliaulah sebaik-baik suri teladan.

Selasa, 03 Juli 2012

Persiapan Muslimah Menjelang Pernikahan Permasalahan dan Kiat-kiat Menghadapinya…


Assalamualaykum Saudari Ku,,

Sebagai seorang muslimah, kita semua tentu mengharapkan pada saatnya
nanti akan bertemu dengan pendamping yang akan menjadi pemimpin
dalam rumah tangga kita. Harapannya adalah, dapat membentuk sebuah
keluarga yang sakinah, mawwadah warrahmah. Berikut ini adalah sebuah
artikel yang bagus untuk disimak yang insya Allah bisa menjadi bekal
bagi para muslimah pada khususnya, juga seluruh muslimin dan
muslimat dimanapun berada pada umumnya, mengenai apa yang harus
dipersiapkan menjelang pernikahan. Silahkan disimak.

Aku Mencintaimu,,, Suamiku,,,


Bismillahirrahmaanirrahiim


Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.

****


".. Cinta itu butuh kesabaran…
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???
Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita…
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…
Pernikahan kami sederhana namun meriah…
Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.
Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.

Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.
Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu…

Senin, 02 Juli 2012

Surat Cinta Seorang Istri




Duhai suamiku
Di keterbatasan ruangan ini,banyak yang ingin aku tulis tentangmu
Mohon waktumu untuk menatapi karyaku,walaupun tidak sehebat karya Maha Agung
Namun percayalah bahwa karya ini lahir dari hati seorang istri
Sayangku suamiku
Rasulullah bersabda
Dan sebaik-baik wanita ialah yang boleh menggembirakan engkau apabila  kamu melihatnya dan yang menaati kamu apabila kamu menyuruhnya dan dia memelihara maruah darinya dan harta engkau ketika ketiadaanmu(hr.Nasa’i,Ahmad,Al hakim)

Saat ini sungguh terasa malu untukku bertanya berkatalah benar walaupun pahit
Sejak ijab kabul kita,adakah kau gembira tiap kali melihat aku sebagai istrimu?
Jujurlah suamiku
Sudah berapa kali kubuat kau bersedih?
Sudah berapa kali kubuat kau menangis?
Sudah berapa kali hatimu kuguris?
Sudah berapa kali nasihatmu kutepis?
Sudah berapa kali tegurnmu kupandang sepi?
Sudah berapa kali tingkahku memberi luka?
Apakah dengan membuat kau bersedih menangis terguris terluka?
Masihkah ada jalan ridhamu padaku suamiku?
Jawablah seikhlasnya

Maafkan aku wahai suamiku
Aku ini hanya wanita biasa biasa saja
Tidak seindah pribadi Khadijah,Aisyah,fatimah tidak semulia srikandi Nusaibah juga Sumayyah
Aku ini lemah penuh kekurangan maka,
Bimbinglah aku mencari ridhomu,bantulah aku mencari di jalanNya

Duhai suamiku
Sabda Rasulullah Saw
Allah Swt tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya hr.Nasa’i.
Suamiku...dengan kerendahan hatikuaku memohon ridhomu untuk syurgaku dan syurgaNya yang abadi.

Tertanda
Istrimu tercinta.