Ahlan Wa Sahlan , , , , , , ,

بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم ..

لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن عمره فيما أفناه وعن علمه فيما فعل به و عن ماله من أين اكتسبه وعن جسمه فيما أبلاه

”Tidak bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, hingga ditanya tentang empat perkara, tentang umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya bagaimana dia amalkan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan dan tentang tubuhnya bagaimana dia memanfaatkanya.”

(HR. at-Tirmidzi)

Abdullah Ibnu Mas’udz bahwasanya dia berkata “Tidaklah aku menyesali sesuatu seperti penyesalanku atas suatu hari yg berlalu dgn terbenamnya matahari semakin berkurang umurku tetapi tidak bertambah amalanku.

Sabtu, 31 Maret 2012

Ketika Cinta Tak Berujung Cita

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Cinta itu ghaib, tak terlihat tapi bisa dirasakan. Cinta itu misteri kehidupan yg belum terjawab. Terjawab akan suatu arti, terjawab dari suatu definisi. Rangkaian kata yg belum tersusun rapi dari singgasana kerapuhan hati, meski sudah banyak pujangga yg mencoba menguaknya. Pujangga yg sama rapuhnya dg cinta itu sendiri.

Cinta laksana lautan tak berujung, yg terlihat hanyalah banyu biru berayun-ayun. Laksana batu karang yg membentenginya, gagah tak terkalahkan. Dentuman ombak pun tak kuasa melawan kerasnya keteguhan batu karang. Cinta juga laksana mercusuar di hamparan pasir putih dari barat ke timur. Dia menuntun jalannya para perahu-perahu kehidupan dari derasnya gelombang dan gelapnya malam di lautan.

Cinta bisa menghanyutkan. Bisa juga menyelamatkan. Cinta laksana burung terbang ke angkasa. Kesejukan dan kehangatannya terasa dari balik awan. Menapaki butiran-butiran kecil air yg perlahan menetes ke gersangnya perut bumi. Bumi dari sang penikmat cinta berdiri menatap jauhnya cita.

Cinta berikan makna juga hadirkan cita. Cita-cita luhur dari sang penikmat cinta. Penikmat cinta seakan tersihir oleh angan cita dari cinta. Apapun akan dilakukannya utk cita dan demi cinta. Tak jarang sang penikmat ini jadi ketakutan jika citanya dg cinta tak berujung. Sang penikmat cinta jadi gila, gila karena cinta katanya. Mereka bilang cinta itu buta, apa benar? Benar cinta bva utk korban cinta ketika cinta tak berujung Cita.
 
Cinta bisa membunuh, bisa juga menyembuhkan. Terbunuh oleh angan cita yg hanya angan saja. Terbunuh oleh bayangan semu sang pujaan hati. Pujaan hati yg menggerogoti hati dari sang penikmat cinta rapuh. Rapuh oleh angan-angan liarnya. Rapuh oleh ketidakkuasaannya. Karena letih menahan derasnya rongrongan nafsu. Gigitannya sangat luar biasa. Dia tak punya kekuatan dari Sang Maha Cinta. Sayang beribu sayang, cintanya lemah tak berujung cinta. Sebaliknya..
Cinta bisa menyembuhkan. Menyembuhkan hati yg rapuh, jiwa yg merana dan raga yg sendiri. Ketika dia cinta pada Sang Maha Cinta. Dia selalu ada dalam episode-episode yg terlewatkan oleh sang penikmat cinta dari Sang Maha Cinta. Dia selalu mengobati luka-luka sang pujaan hati yg menggoreskan luka. Dia bisa mencabut duri yg ia tancapkan. Dia berikan semua apa yg sang penikmat cinta butuhkan. Dia berlari mengejar sang penikmat cinta saat, sang penikmat cinta menghampiriNya. Sungguh luar bisa kuatnya dari Sang Maha Cinta. Pemilik semua cinta. Pemutar balik dari hati-hati penikmat cinta. Jika penikmat-penikmat cinta mencintaiNya.., ta5an ada lagi kata cinta itu buta, cinta itu busuk dan lain2. Yg ada hanyalah kesejukan, keindahan dan ketenteraman karena cinta dari Sang Maha Cinta.
Sang Maha Cinta selalu ada dalam hati kita, jiwa-jiwa penikmat cinta. Tapi pernahkah kita mencintaiNya? Atau hanya mencintai sang pujaan hati?
Hidup adalah pilihan, begitu juga dg cinta. Cintailah Sang Maha Cinta agar cinta kita berujung dg cita. Karena DIA Maha Segalanya.







Senin, 12 Maret 2012

Apapun Kata Orang, Inilah Jalanku dan Pilihanku ... !!!


Mereka bilang kerudungku seperti nenek-nenek
padahal rambut mereka seperti daun kering melambai.


Mereka bilang jilbabku ketinggalan zaman


padahal tank-top mereka seperti koteka zaman batu.


Mereka bilang ucapanku seperti orang yang ceramah


padahal rumpian mereka tak lebih indah dari dengungan segerombol lebah.


Mereka bilang cara berfikirku ”ketuaan”


padahal umur kepala dua mereka tidak menjadikannya lebih dewasa dari seorang anak kecil berumur 5 tahun.


Mereka bilang tingkah polahku tidak enerjik,


padahal laku mereka lebih menyerupai banteng seruduk sana-seruduk sini.


Mereka bilang dandananku pucat,


padahal penampilan mereka lebih mirip dengan ondel-ondel


Mereka bilang aku nggak gaul,


padahal untuk mengenal konspirasi saja


mereka geleng-geleng.


Mereka bilang:


aku sok suci


aku tidak menikmati hidup


aku nggak ngalir


aku fanatik sok lebay


dan sok bau surga.


Ku jawab:


Ya, aku berusaha untuk terus mensucikan diri.


Karena najis tidak pernah mendapatkan tempat dimanapun berada,


meskipun letaknya di atas tahta emas.


Ya, aku tidak menikmati hidup ini. Karena hidup yang kudambakan bukan hidup yang seperti ini yang lebih buruk dari hidupnya binatang ternak


Ya, aku nggak ngalir. Aku adalah ikan yang akan terus bergerak, tidak terseret air yang mengalir sederas apapun alirannya. Karena aku tidak ingin jatuh ke dalam pembuangan.


Ya, aku fanatik. Karena fanatik dalam kebenaran yang sesuai fitrah adalah menyenangkan dibanding fanatik dalam kesalahan yang fatrah (kufur)


Ya, aku memang sok lebay. Karena aku adalah manusia yang lemah yang terserang makhluk kecil macam virus saja tubuhku sudah ambruk, manusia yang bodoh yang tidak mengetahui nasib hidupku satu detik setelah ini, manusia yang serba kurang dan punya batas waktu yang ketika waktu itu habis aku tidak bisa mengulurnya ataupun mempercepatnya


Ya, aku ingin mencium bau surga yang dijanjikan Tuhanku yang baunya dapat tercium dari jarak ratusan tahun cahaya. Betapa meruginya orang yang tidak bisa mencium bau surga, karena itu menandakan betapa jauhnya posisinya dari surga...


Kullu maa huwa aatin qoribun


Segala sesuatu yang pasti datang itu dekat...


Manusia dibekali Islam dan Muhammad Sallaullahu'alaihiwasallam sebagai pembawa huda dan haq


Manusia juga dibekali akal oleh Rabb Sang Pencipta


Namun, manusia diberi kebebasan memilih untuk hidupnya


Dan, there is only one choice


Untuk itulah aku memilih jalanku


Memilih jalan hidupku


Hidup yang aku dambakan


Mendamba apa yang telah dijanjikanNya


Janji yang tak akan pernah teringkari


Whatever... what they said


“Jika kamu menuruti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Qs. Al-An’am 116).


"Allah tidak akan mengingkari janji-janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (Qs. Ar-Rum 6).


Rabu, 07 Maret 2012

Pudarnya Pesona Cleopatra


Pudarnya Pesona Cleopatra ( Novel Psikologi Islam Pembangun Jiwa )
Karangan : Habiburrahman El Shirazy ( Penulis Novel best seller Ayat-ayat cinta)
..........................................


Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalamn kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal." Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu"

"Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenisakan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu", ucap beliau dengan nada mengiba.

Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.

Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun.
Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali.